APRIL Membangun Negeri, Selaraskan Lingkungan dan Ekonomi

1 Arta dan Wana

Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang wanita di rumah beratap reyot dan beralas tanah. Wana namanya, kendati demikian ia dianugerahi paras rupawan. Sementara itu, seorang pangeran bernama Arta sedang berlatih berburu ke hutan dekat desa. Arta terkesima melihat indahnya keelokan ciptaan Tuhan dalam raut wajah Wana

Wana dan Arta jauh berbeda, dipisahkan oleh status sosial. Keduanya menyadari bahwa mereka tak bisa bersatu seutuhnya.

Dari kisah tersebut, mengingatkan saya pada sebuah pertanyaan, yakni:

“Dapatkah ekonomi dan lingkungan berjalan beriringan?”

Wana berarti hutan yang menggambarkan keindahan alam dan menyajikan keanekaragaman hayati. Sedangkan Arta memiliki makna uang yang menjurus kepada ekonomi.

Antara lingkungan dengan ekonomi, hampir selalu berlawanan. Seperti kata persamaan matematika garis singgung. “Di mana sebuah garis hanya menyentuh atau menyinggung kurva”.

2 Bahan Baku Rumah dari Alam

Hal ini berawal dari yang namanya pembangunan. Gagasan pembangunan dalam suatu negara timbul dengan dalih menyejahterakan masyarakat. Kita ambil contoh paling mudah, misalnya untuk mendirikan sebuah rumah. Kita membutuhkan kayu sebagai tiang, pasir sebagai bahan bangunan, batu kapur, dan masih banyak lainnya. Dari mana kita dapat memperoleh bahan-bahan tersebut kalau bukan dari alam?

Jadi mau tidak mau, ketika pembangunan (ekonomi) sedang digalakkan, maka ada lingkungan (ekologi) yang dikorbankan.

Sebuah konflik antara alam dan ekonomi sering kali dibintangi oleh dua tokoh besar. Yakni masyarakat yang menuntut dan Pemerintah sebagai pihak yang dituntut dan berkuasa (governance).

3 Stakeholders Ekonomi Hijau

Padahal ada satu aktor lagi yang turut andil dan tidak bisa disepelekan dampak kegiatannya, yakni perusahaan. Perusahaan sebagai pelaku ekonomi, secara sadar maupun tidak langsung memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan baku produksi. Seperti air, bahan pangan, daya listrik (batu bara), limbah yang dihasilkan, dan lain-lain.

Sehingga, perusahaan juga bertanggung jawab bukan hanya dalam mendongkrak ekonomi, tetapi menyelamatkan lingkungan dari kerusakan.

Seperti halnya dengan APRIL Group

4 APRIL Group

APRIL (Asia Pacific Resources International Limited) Group adalah produser bubur kertas (pulp) dan produk jadi kertas yang beroperasi di Sumatera. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1993 dengan membawa misi merehabilitasi hutan dan konservasi alam. Hasil produksi APRIL telah terjual di 70 negara pada tahun 2021. Dengan rincian 90% bubur kertas, 75% kertas ke pasar Asia Pasifik, dan 25% pemasaran ke Eropa, Timur Tengah, serta Afrika.

Setiap tahunnya, APRIL Group melakukan kegiatan-kegiatan yang berdampak positif terhadap alam. Dengan kata lain, APRIL2030 mendukung pemerintah dalam mewujudkan Ekonomi Hijau.

5 Presiden APRIL Group

“Keberlanjutan adalah bagian dari bisnis. Di APRIL Group, keberlanjutan yang dimaksud ialah menyampaikannya, memimpin, dan mengarahkan. Kebutuhan dan keinginan dalam keberlanjutan datang dari dalam perusahaan. Karena dengan mempertahankan keberlanjutan menjadi jangka panjang sebuah bisnis”.

-       Praveen Singhavi -

(Presiden APRIL Group)

Lantas, apa sajakah yang telah dilakukan oleh APRIL Group?

Berikut rincian laporan pelaksanaan program pada tahun 2021

Rehabilitasi Lahan


6 Manajemen Hutan

Manajemen Hutan


7 Penanaman Hutan

5%

Peningkatan produktivitas penanaman

 

8 Kayu CERP

81%

Sumber daya kayu bersertifikat CERP

 

9 Kertas CERP

100%

Bubur kertas berlisensi CERP dan FSC

 

 

10 Biodiversitas

Biodiversitas dan Ekosistem


11 WCS

Bersama WCS melakukan upaya konservasi


12 Gambut

Riset Lahan Gambut


13 VERA

Validasi emisi karbon berdasarkan VERRA Verified Carbon Standard

 

14 Harimau Sumatera

Mengidentifikasi satwa terancam punah, Harimau Sumatera

 

 

Efisiensi Sumber Daya

 

15 Limbah Kimia

96,1%

Penanganan limbah kimia

 

16 Limbah Padat

35%

Pengurangan limbah padat ke tanah

 

17 Bahan Bakar Fosil

16%

Meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil

 

 

Perjanjian Stakeholders


18 Kolaborasi

Dialog dan Kolaborasi


19 COP26

Berpartisipasi di UN Climate Change Conference (COP26)

 

20 Public Private Partnership

Restorasi dan Rehabilitasi di Public Private Partnership (PPP)

 

 

21 Konsumen

Konsumen

 

22 APRIL App

Merilis aplikasi APRIL Connect App

 

23 Recycle

20.000 Ton

Sampah kertas didaur ulang

 


 

25 Penghargaan

Penghargaan


25 Pengendalian Hutan

Skor B

Pengendalian Hutan CDP di tahun 2020

 

26 SPOTT ESG

69,1%

Asesmen SPOTT ESG Policy and Transparency di peringkat 9 tahun 2020

 

 

Memaknai Ekonomi Hijau Bagi APRIL Group

27 Ekonomi Hijau

Apabila dilihat dari definisinya, ekonomi hijau (green economy) adalah perekonomian yang bertujuan mencapai kesetaraan sosial masyarakat serta mengurangi risiko kerusakan lingkungan. Sehingga dalam proyek ekonomi diharapkan untuk mempertimbangkan aspek lingkungan termasuk pengurangan gas rumah kaca (GRK).

28 APRIL SDGs 2030

APRIL Group berpedoman kepada SDG’s untuk mengimplementasikan ekonomi hijau, yang terdiri dari:


1.   Penanggulangan Ancaman Perubahan Iklim


29 Perubahan Iklim

Mempercepat transisi perusahaan yang mengedepankan ekonomi rendah karbon. Meliputi manajemen lahan, mengurangi produksi GRK sampai 25%, serta mengeksplorasi energi baru dan terbarukan (EBT).

 

2.   Pengendalian Lahan

30 Pengendalian Lahan

Memperjuangkan konservasi alam dengan restorasi hutan dan rehabilitasi. Berinvestasi dalam penelitian silvikultur dan inovasi teknologi produktivitas serat perkebunan mencapai 50%.

 

3.   Partisipasi Masyarakat

31 Partisipasi Masyarakat

Menjunjung tinggi kesetaraan baik kepada karyawan, masyarakat adat, supplier, sampai lembaga penelitian. Mengembangkan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan memberantas kemiskinan.

 

4.   Pertumbuhan Berkelanjutan

32 Pertumbuhan Berkelanjutan

Memastikan efisiensi sumber daya dan penggunaan material secara berkelanjutan. Mengadopsi prinsip ekonomi sirkular dalam proses manufaktur sampai mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA.

Dengan kata lain, tulisan ini telah menjelaskan secara gamblang mengenai kontribusi APRIL Group dalam ekonomi hijau. Semoga hal ini menjadi pemantik bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia untuk seyogyanya menyadari keberlanjutan (sustainability) alam. Serta melibatkan semua pihak alias seluruh umat manusia demi nasib bumi.

Salam Konservasi! Salam…

0 komentar