Cinta dan Benci Lingkungan, Berawal dari Lautan

CIntai Lingkungan Bumi dan Laut
Temen: “Mau ikut mendaki ke Gunung Semeru, minggu depan?”

Aku : “Nggak dulu deh, aku lebih suka laut”

Tidak, aku bukan aneh karena menolak kesempatan untuk menikmati kesegaran hawa pegunungan. Tetapi aku lebih berbahagia ketika melihat ombak, merasakan kehangatan semilir angin di pinggir pantai, dan menyapa para nelayan yang tengah bongkar muat kapal. Sebab karena laut lah aku menyadari bahwa alam butuh bantuan kita.

Mungkin tidak tepat jika menyebut diriku sebagai aktivis lingkungan. Alasannya karena perilaku diriku masih jauh dari sempurna. Terkadang aku masih sering menggunakan plastik, menumpang kendaraan pribadi, dan terlalu asyik bermain gadget sampai boros pemakaian listrik.

Ibarat kata pepatah, “sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit”

Begitulah dengan diriku yang masih terus belajar untuk lebih cinta bumi. Berilah aku kesempatan untuk mempersembahkan perjalanan kisahku yang sangat tertarik dengan dunia lingkungan.


Terjun dan Menyelam di Lautan

2 Menyelam di Lautan
“Aku mau jadi dokter anak”

Cita-cita semasa duduk di bangku SMP yang tak pernah terwujud hingga sekarang. Bukan tanpa alasan atau dalih ikut-ikutan teman, hal itu bermula dari kesukaanku pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya Biologi.

 Hingga akhirnya tiba, aku lulus SMA dan dihadapkan pada kenyataan…

 “87% mahasiswa Indonesia merasa salah jurusan”

Pernah mendengar fakta tersebut? Ya, aku adalah salah satu dari mahasiswa itu. Bisa ditebak? Benar, aku tidak berhasil menjadi dokter dengan beberapa alasan. Lalu aku harus berlapang dada karena takdir membawaku pada jurusan yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya.

 Supaya gak bernasib sama denganku, coba deh kamu yang masih sekolah, mulai dari sekarang cari-cari informasi jurusan kuliah sesuai minat dan bakatmu disini

 “Amis, hitam, kumuh, mau jadi duyung ya?”

Kalimat hinaan seperti itu, sudah biasa aku terima. Sampai-sampai aku harus menyembunyikan identitasku ketika di tanya persoalan jurusan kuliah. Aku mengakui bahwa aku malu dan merasa tak punya masa depan yang jelas.

3 Belajar Renang
Momen saat belajar renang

Takdir membawaku pada bidang studi Perikanan dan Ilmu Kelautan. Begitu asing di telingaku dan aku tak pernah menyiapkan apa-apa sebelum terlibat di dalamnya. Bahkan ketika bergabung di jurusan ini yang identik dengan ‘bermain air’, awalnya aku tak bisa berenang sama sekali.

 Akibat keterpaksaan inilah, yang mengharuskanku selalu berkutat dengan alam. Hampir semua aktivitasku termasuk praktikum berada di luar ruangan. Mulai dari pergi ke tambak, membedah tubuh ikan yang hampir busuk, dan ikut nelayan melaut ke hamparan air asin yang jauh dari daratan.

 Jelas, awalnya aku kaget. Tetapi mau tidak mau, aku harus bertahan. Jujur, aku pernah memiliki trauma sempat tenggelam saat masih berada di usia Sekolah Dasar. Namun karena tekad yang bulat, sedikit demi sedikit aku memberanikan diri. Dan meminta seorang teman untuk mengajariku caranya berenang.

 

Pelarian yang Berujung Kenikmatan

4 Bersepeda di Laut
Menangis

Ya, sampai semester 8 aku masih menangis. Menangis bukan karena susahnya mengerjakan skripsi ataupun sedihnya menghadapi dosen pembimbing. Tetapi perasaan berkecamuk terus bermunculan karena masih tak percaya bahwa aku belajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Aku berusaha mencari kegiatan di sela-sela padatnya jadwal perkuliahan.

Kegiatan yang membuatku lupa pada kesedihan. Aku beberapa kali memaksakan diri untuk menjadi relawan, ikut proyek pengabdian, dan magang. Semua kegiatan itu aku lakukan tidak jauh dari yang namanya laut.

 Diantaranya ialah pernah memperoleh pendanaan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dari Kemendikti (Sekarang Kemendikbud) untuk meneliti manfaat minyak ikan kembung untuk mencegah penyempitan pembuluh darah, membuat prototype pencegahan paus terdampar dan monitoring kawasan konservasi laut.

 Magang di tambak udang vannamei dan di lokasi ekowisata bahari. Menjadi relawan mengenai penyu, pemberdayaan masyarakat pesisir, dan edukasi siswa SD. Serta mendapatkan honorable mention sebagai Climate Influencer oleh Climate Institute dan FNF Indonesia serta masih banyak lainnya.

 Witing tresno jalaran soko kulino

Peribahasa Jawa yang berarti, suka terbentuk karena kebiasaan, telah kubuktikan sendiri. Seluruh kegiatan di laut yang pernah ku dalami membawaku pada rasa cinta terhadap lingkungan. Sampai timbullah keinginan untuk menjadi Konservasionis, seseorang yang memutuskan untuk menjadi pejuang lingkungan.

 

Aksi Untuk Bumi

Apakah kamu tahu fakta 2/3 bagian bumi berisi air? Tepatnya, bumi mayoritas dipenuhi oleh lautan. Laut itu menyimpan banyak manfaat, diantaranya:

 

5 Ikan Melimpah

Penghasil Sumber Daya Perikanan Melimpah

 

6 Oksigen

Menghasilkan Oksigen Terbesar (Plankton)

 

7 Bahan Bakar MInyak

Penyedia Cadangan Bahan Bakar Minyak

 

8 Terumbu Karang

Keindahan Bawah Laut Untuk Wisata


Sayangnya, di saat populasi manusia yang membludak, hingga 7,9 miliar jiwa sampai tahun 2022. Pengerusakan alam termasuk lautan sering terjadi dan tak pernah henti, seperti:


9 Sampah Laut

Menjadikan Laut sebagai Tempat Pembuangan Sampah


10 Illegal Fishing

Penangkapan Ikan dengan Cara Tidak Bertanggung Jawab


11 Wisata Selam Berlebihan

Wisata yang Semakin Padat tapi Abai Keberlanjutan


12 Penambangan Pasir Laut

Penambangan Pasir Laut yang Mengakibatkan Abrasi

 

Jelas sulit menjawab pertanyaan, apa bukti nyata yang pernah ku berikan kepada bumi?

 

13 Say No To Plastic

Hingga saat ini, aku masih berupaya meminimalisir penggunaan plastik, seperti membawa tumbler dan beralih pada sedotan stainless.

 

14 Kampanye LIngkungan

Aku sering menyuarakan isu lingkungan melalui berbagai media massa. Tulisanku seringkali berisi pengalaman dan ajakan untuk berubah demi bumi yang lebih baik.

 

15 Bersepeda

Sebisa mungkin menggunakan sepeda ketika bepergian ketika jarak yang ditempuh relatif mudah dijangkau. Selain menyehatkan diri, tentunya juga menyenangkan bumi.


16 Rehabilitasi Alam

Ikut terlibat dalam aktivitas rehabilitasi alam, seperti penanaman mangrove atau bersih-bersih pantai.

 

17 Donasi Alam

Sedikit menyisihkan rezeki untuk kegiatan penyelamatan alam. Ini sangat penting bagi kamu yang dilanda kesibukan dan tidak sempat terjun ke lapang langsung.

 

18 Belajar Ilmu Lingkungan
Aktif belajar isu lingkungan terkini. Selain menambah wawasan, hal ini perlu dilaksanakan sebagai wujud kesigapanku memperoleh informasi terkait gejala alam terbaru. Misalnya sering membaca artikel lingkungan, menonton berita tentang bencana alam, berkumpul dengan anak muda yang memiliki konsen yang sama, atau mendaftar webinar.


19 Bicara Isu Lingkungan

Apabila kita belajar sesuatu, jangan lupa memberi ilmu. Prinsip itu juga aku terapkan. Walaupun merasa belum pantas, ternyata aku diberi kesempatan untuk menjadi narasumber untuk sebuah film dokumenter tentang pulau kecil Gili Ketapang. Film tersebut ditayangkan pada kanal YouTube Watchdoc dan Kemenparekraf.

Nah, ini segelintir caraku yang menunjukkan rasa cintaku kepada alam. Bagaimana denganmu?


Menempuh Pendidikan di Jurusan Berbau Lingkungan Bersama GoKampus

20 Aplikasi GoKampus
Ingin kuliah di studi Perikanan dan Kelautan seperti diriku? Atau mencari rekomendasi jurusan lain yang berhubungan dengan lingkungan? Coba cek disini

 Aplikasi GoKampus bisa menjadi andalan bagi kamu yang dilanda kebimbangan memilih jurusan kuliah. Aplikasi ini tersedia untuk pengguna Android dan IOS. GoKampus memperoleh rating 4,6 dan 4,7 di Google Review. Serta telah diunduh sebanyak 3K kali.

Proses pendaftarannya pun cukup mudah, hanya mengisi data diri seperti Nama Lengkap, Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Domisili, dan Tempat Tinggal.

21 Jurusan Perikanan dan Kelautan

 Aku cukup takjub ketika membuka aplikasi GoKampus. sebab ada satu hal yang langsung menarik perhatianku. Ya jurusan Fishery & Marine yang notabene bukan jurusan favorit juga ada di deretan pilihan jurusan lainnya.

Kemudian aku mencoba mencari jurusan untuk melanjutkan S2 yang sesuai dengan bidangku. GoKampus memberikanku beberapa pilihan, menyesuaikan dari sistem belajar, durasi, sampai budget yang dipersiapkan.

22 Daftar Kuliah di GoKampus

Bahkan untuk melakukan pendaftaran ke jurusan incaran, biasanya dilakukan di website masing-masing kampus. Tanpa perlu repot lagi, kita bisa mendaftar langsung melalui aplikasi GoKampus. Kita cukup mempersiapkan beberapa dokumen selayaknya mengikuti seleksi penerimaan kampus. Misalnya Rapor, Tes Bahasa Inggris, dan Paspor. 

23 Tes Minat Bakat GoKampus

Selain itu, GoKampus menyiapkan fitur Tes Minat Bakat dan Kelas Sertifikasi lainnya yang berguna untuk menunjang pendidikan maupun karir.

Hasil Tes Minat Bakat bukan sekadar menampilkan sisi psikologis, seperti bagaimana perilaku ataupun kekurangan dan kelebihan kita. Namun dari 6 kategori Karakter, yakni Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional akan menjadi petunjuk arah kecocokan jurusan apa yang bisa dipilih.

 Terkendala biaya? GoKampus juga menawarkan pilihan beasiswa yang terbaik. Pilihan beasiswa tidak hanya LPDP ataupun beasiswa yang hanya mencakup biaya perkuliahan. Tetapi ada banyak pilihan beasiswa yang bisa dicoba.

24 WIshlist GoKampus

Aku tahu, menggapai kampus impian itu tidaklah mudah, tetapi bukanlah hal mustahil. GoKampus siap membersamai kita sekaligus membimbing dan memilihkan langkah terbaik. Maka sebelumnya kita bisa menjadikan nama sebuah kampus dalam daftar keinginan (Wishlist).

 Jadi, tunggu apa lagi? Yuk percayakan pendidikanmu kepada GoKampus. Mencintai Lingkungan sekaligus berprestasi akademik bersama GoKampus!!!

#TheBestofYou

#TheBestofYouNewJourney

#TheBestofYouSaveOurPlanet

0 komentar