Temen: “Mau ikut mendaki ke Gunung Semeru, minggu depan?”
Aku : “Nggak dulu deh, aku lebih suka laut”
Tidak, aku bukan aneh karena menolak kesempatan untuk menikmati kesegaran hawa pegunungan. Tetapi aku lebih berbahagia ketika melihat ombak, merasakan kehangatan semilir angin di pinggir pantai, dan menyapa para nelayan yang tengah bongkar muat kapal. Sebab karena laut lah aku menyadari bahwa alam butuh bantuan kita.
Mungkin tidak tepat jika menyebut diriku sebagai aktivis lingkungan. Alasannya karena perilaku diriku masih jauh dari sempurna. Terkadang aku masih sering menggunakan plastik, menumpang kendaraan pribadi, dan terlalu asyik bermain gadget sampai boros pemakaian listrik.
Ibarat kata pepatah, “sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit”
Begitulah
dengan diriku yang masih terus belajar untuk lebih cinta bumi.
Berilah aku kesempatan untuk mempersembahkan perjalanan kisahku yang sangat
tertarik dengan dunia lingkungan.
Terjun dan Menyelam di Lautan
Cita-cita semasa duduk di bangku SMP yang tak pernah terwujud
hingga sekarang. Bukan tanpa alasan atau dalih ikut-ikutan teman, hal itu
bermula dari kesukaanku pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya Biologi.
Pernah mendengar fakta tersebut? Ya, aku adalah salah satu
dari mahasiswa itu. Bisa ditebak? Benar, aku tidak berhasil menjadi dokter
dengan beberapa alasan. Lalu aku harus berlapang dada karena takdir membawaku
pada jurusan yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya.
Kalimat hinaan seperti itu, sudah biasa aku terima. Sampai-sampai aku harus menyembunyikan identitasku ketika di tanya persoalan jurusan kuliah. Aku mengakui bahwa aku malu dan merasa tak punya masa depan yang jelas.
Takdir membawaku pada bidang studi Perikanan dan Ilmu Kelautan. Begitu asing di telingaku dan aku tak
pernah menyiapkan apa-apa sebelum terlibat di dalamnya. Bahkan ketika bergabung
di jurusan ini yang identik dengan ‘bermain air’, awalnya aku tak bisa berenang sama sekali.
Pelarian yang Berujung Kenikmatan
Ya, sampai semester 8 aku masih menangis. Menangis bukan
karena susahnya mengerjakan skripsi ataupun sedihnya menghadapi dosen
pembimbing. Tetapi perasaan berkecamuk terus bermunculan karena masih tak percaya bahwa aku belajar di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Aku berusaha mencari kegiatan di sela-sela padatnya jadwal perkuliahan.
Kegiatan yang membuatku lupa pada kesedihan. Aku beberapa kali
memaksakan diri untuk menjadi relawan, ikut proyek pengabdian, dan magang. Semua kegiatan itu aku lakukan tidak jauh
dari yang namanya laut.
Peribahasa Jawa yang berarti, suka terbentuk karena kebiasaan, telah kubuktikan sendiri. Seluruh
kegiatan di laut yang pernah ku dalami membawaku pada rasa cinta terhadap lingkungan.
Sampai timbullah keinginan untuk menjadi Konservasionis,
seseorang yang memutuskan untuk menjadi pejuang lingkungan.
Aksi Untuk Bumi
Apakah
kamu tahu fakta 2/3 bagian bumi berisi
air? Tepatnya, bumi mayoritas dipenuhi oleh lautan. Laut itu menyimpan
banyak manfaat, diantaranya:
Penghasil Sumber Daya Perikanan Melimpah
Menghasilkan Oksigen Terbesar (Plankton)
Penyedia Cadangan Bahan Bakar Minyak
Keindahan Bawah Laut Untuk Wisata
Sayangnya,
di saat populasi manusia
yang
membludak, hingga 7,9
miliar jiwa sampai tahun 2022. Pengerusakan alam termasuk lautan sering
terjadi dan tak pernah henti, seperti:
Menjadikan Laut sebagai Tempat Pembuangan Sampah
Penangkapan Ikan dengan Cara Tidak Bertanggung Jawab
Wisata yang Semakin Padat tapi Abai Keberlanjutan
Penambangan Pasir Laut yang Mengakibatkan Abrasi
Jelas sulit menjawab pertanyaan, apa bukti nyata yang pernah ku berikan kepada bumi?
Hingga saat ini, aku masih berupaya meminimalisir penggunaan plastik, seperti membawa tumbler dan beralih pada sedotan stainless.
Aku sering menyuarakan isu lingkungan melalui berbagai media massa. Tulisanku seringkali berisi pengalaman dan ajakan untuk berubah demi bumi yang lebih baik.
Sebisa mungkin menggunakan sepeda ketika bepergian ketika jarak yang ditempuh relatif mudah dijangkau. Selain menyehatkan diri, tentunya juga menyenangkan bumi.
Ikut terlibat dalam aktivitas rehabilitasi alam, seperti penanaman mangrove atau bersih-bersih pantai.
Sedikit menyisihkan rezeki untuk kegiatan penyelamatan alam. Ini sangat penting bagi kamu yang dilanda kesibukan dan tidak sempat terjun ke lapang langsung.
Apabila kita belajar sesuatu, jangan lupa memberi ilmu. Prinsip itu juga aku terapkan. Walaupun merasa belum pantas, ternyata aku diberi kesempatan untuk menjadi narasumber untuk sebuah film dokumenter tentang pulau kecil Gili Ketapang. Film tersebut ditayangkan pada kanal YouTube Watchdoc dan Kemenparekraf.
Nah, ini segelintir caraku yang menunjukkan rasa cintaku kepada alam. Bagaimana denganmu?
Menempuh Pendidikan di Jurusan Berbau Lingkungan Bersama
GoKampus
Proses pendaftarannya pun cukup mudah, hanya mengisi data diri
seperti Nama Lengkap, Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir,
Domisili, dan Tempat Tinggal.
Kemudian aku mencoba mencari jurusan untuk melanjutkan S2 yang sesuai dengan bidangku. GoKampus memberikanku beberapa pilihan, menyesuaikan dari sistem belajar, durasi, sampai budget yang dipersiapkan.
Bahkan untuk melakukan pendaftaran ke jurusan incaran, biasanya dilakukan di website masing-masing kampus. Tanpa perlu repot lagi, kita bisa mendaftar langsung melalui aplikasi GoKampus. Kita cukup mempersiapkan beberapa dokumen selayaknya mengikuti seleksi penerimaan kampus. Misalnya Rapor, Tes Bahasa Inggris, dan Paspor.
Selain itu, GoKampus menyiapkan fitur Tes Minat Bakat dan
Kelas Sertifikasi lainnya yang berguna untuk menunjang pendidikan maupun karir.
Hasil Tes Minat Bakat bukan sekadar menampilkan sisi psikologis, seperti bagaimana perilaku ataupun kekurangan dan kelebihan kita. Namun dari 6 kategori Karakter, yakni Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional akan menjadi petunjuk arah kecocokan jurusan apa yang bisa dipilih.
Aku tahu, menggapai kampus impian itu tidaklah mudah, tetapi
bukanlah hal mustahil. GoKampus siap membersamai kita sekaligus
membimbing dan memilihkan langkah terbaik. Maka sebelumnya kita bisa menjadikan
nama sebuah kampus dalam daftar keinginan (Wishlist).
#TheBestofYou
#TheBestofYouNewJourney
#TheBestofYouSaveOurPlanet
0 komentar