Kisah Suka Duka Bagaimana Belanja Online Menjadi Bagian Hidup

 

“Paket”

Satu kata yang sering ditunggu setiap hari. Merelakan waktu rebahan di pagi hari. Bahkan bagi sebagian orang, kata tersebut menjadi obat pelipur lara di hati.

Hayo ngaku? Siapa yang gak seneng dapat paket? Pagi-pagi pasti sering nunggu kurir di depan pintu, kan?

Kebiasaan menerima paket ini gak bisa terlepas dari gaya hidup berupa belanja daring (online). Berdasarkan data dari iPrice yang dihimpun dari Sirclo, pembelian melalui e-commerce di Indonesia sebesar 98,3 juta transaksi atau setara 1,4 juta USD pada tahun 2020.

E-commerce itu ada banyak jenisnya, yakni marketplace, website, dan juga media sosial. Contoh e-commerce di Indonesia adalah Shopee, Tokopedia, BukaLapak, Blibli, dan Lazada. Sementara transaksi menggunakan website resmi seperti halnya samsung.com/id dan eigeradventure.com. Media sosial yang banyak digunakan untuk penjualan ialah Instagram dan Facebook.


Dari platform-platform tersebut, 97% responden dari masyarakat Indonesia, mempercayai marketplace, kemudian 91% memilih website, dan terakhir 82% di media sosial. 

Nah, saya sendiri termasuk pengguna aktif marketplace. Saya juga pernah membeli barang melalui website dan media sosial. Bahkan sebelum pandemi berlangsung, kaum mager seperti saya pasti merasa terbantu dengan adanya trend belanja online ini. Oleh karena itu, berikut saya sajikan pengalaman baik keuntungan serta cerita buruk saat berbelanja online.





Nah, kira-kira apa yang melatarbelakangi saya suka belanja online?

Di era serba digital saat ini, dengan mobilitas tinggi dan kecanggihan teknologi, semua basis kehidupan begitu mudah dilakukan. Cukup bermodalkan smartphone dan kuota internet, saya bisa memilih dan mendapatkan barang yang dinginkan walau #DiRumahAja.

Suka sebel kalau biaya ongkir (ongkos kirim) lebih mahal dibandingkan harga barang? Tenang, kali ini banyak marketplace yang seakan-akan ‘membakar uang’ untuk menggaet penggunanya. Salah satunya dengan memberikan potongan harga (diskon), cashback, dan gratis ongkir. Makanya saya jadi kecanduan senang belanja online.

Pengalaman saya membeli barang secara daring, dari proses pengemasan hingga pengiriman tergolong cepat. Apabila membeli barang yang berada di satu provinsi dengan lokasi pengiriman. Biasanya waktu pengiriman bisa 1-3 hari. Jika berada di luar kota tetapi masih di Pulau Jawa, pengalaman pengiriman paket selama 3-4 hari. Apalagi saat ini juga banyak menjamur ekspedisi yang saling bersaing mengantar paket secepat kilat.

Bagi kaum misqueen nan pelit yang merasa terbebani dengan biaya admin Rp 6.500 untuk transfer uang berbeda bank, tidak perlu khawatir lagi. Karena selain menyediakan metode pembayaran dari tra4nsfer bank, marketplace juga menyediakan pembayaran dari minimarket, ­e-money­, bahkan COD (cash on delivery) atau bayar di tempat.




Selain memperoleh keuntungan, saya juga beberapa kali sempat dikecewakan saat membeli barang online. Inilah kisah negatif yang saya alami.


Beberapa waktu silam, gudang penyimpanan barang salah satu marketplace di Indonesia terbakar. Hal ini tentunya berdampak pada proses pengiriman barang yang lama. Saya bisa memaklumi karena peristiwa tersebut adalah musibah yang tentunya merugikan banyak pihak, baik marketplace, seller, dan pembeli.

Namun saya pernah memiliki pengalaman buruk ketika belanja online terkait pengemasan. Saya pernah membeli barang dan menyelesaikan pembayaran pada hari jumat, tetapi barang mulai di kemas pada hari senin. Saya sangat kecewa dan berakhir memberikan bintang 4 pada seller. Apalagi jika ada Harbolnas (hari belanja online nasional) yang diselenggarakan pada tanggal cantik di setiap bulan. Maka siap-siap saja ada keterlambatan pengiriman karena membludaknya pembelian.



Nah ini juga menjadi momok bagi para pengguna marketplace. Saya pernah membeli barang elektronik dengan warna hitam. Tetapi, kemudian saya ditelpon by WA kalau barang sesuai warna yang saya inginkan tidak ada. Jadi mereka menawarkan barang sama tetapi berbeda warna. Karena saya sedang membutuhkan barang tersebut, mau tidak mau saya menerima tawaran tersebut.

Bagi sebagian orang seperti saya, hal seperti ini sungguh mengecewakan. Apalagi jika barang yang dibeli merupakan barang yang diidam-idamkan sejak lama. Saya rasa hal seperti ini merupakan kesalahan penjual yang tidak melakukan update stok barang secara berkala. 

Saya pernah membeli accessories handphone dengan harga sekitar Rp 10K++, tetapi barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan gambar. Sebelumnya penjual menyatakan bahwa barang kosong dan digantikan dengan barang yang hampir sama. Saya menolak dan mengajukan pembatalan. Tetapi penjual menolak pembatalan dan tetap mengirimkan barang yang tidak diinginkan.

Dalam hal ini, sebagai pembeli, saya merasa dipaksa untuk membeli barang yang tidak saya inginkan. Saya cukup beruntung karena saya hanya rugi sekian ribu rupiah. Bagaimana ternyata jika ada pembelian barang dengan harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tetapi kualitas barang buruk?

Beberapa waktu lalu ada cuitan pengguna Twitter yang mengeluhkan kebiasaan para kurir yang memfoto penerima paket sebagai dokumentasi. Saya sangat setuju dengan hal ini, sebab selain bagian dari SOP perusahaan ekspedisi. Dokumentasi diperlukan sebagai bukti bahwa barang telah diterima. Tetapi yang menjadi permasalahan, para kurir tidak memberikan aba-aba saat mengambil foto. Bagi ciwi-ciwi seperti saya, hal ini menjadi masalah besar karena foto yang dihasilkan menjadi aib tersendiri hahahahaa.

Selain itu, saya pernah mengalami status pengiriman di aplikasi marketplace ‘Telah Diterima’. Namun barang belum saya terima, sehingga saya cukup kelabakan karena takut barang kurir salah alamat.




Supaya tidak merasakan pengalaman buruk belanja online seperti saya. Berikut saya sajikan tips dan trik berbelanja online dari orang berpengalaman pengguna marketplace (sombong amat wkwk).

Terkadang kesalahan besar para pengguna marketplace adalah mudah terkecoh dengan bintang 5 dan review positif dari para pembeli. Namun saya justru menyarankan untuk melihat dan membaca ulasan (review) dari pembeli dengan bintang 1. Karena dengan melihat keburukan (bintang 1) toko tersebut, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kesalahan dari seller atau justru dari pembeli.

Beberapa seller memberikan penawaran harga murah untuk menggaet pembeli. Tetapi sebagai smart buyer, kita harus hati-hati apabila ada barang dengan harga terlalu murah dan tidak wajar. Karena barang bisa saja palsu atau KW bahkan penjual mengirimkan barang kadaluarsa. 

Pilihlah lokasi toko yang tidak terlalu jauh dengan kota pengiriman. Trik ini mutlak dilakukan jika ingin memperoleh potongan ongkir lebih besar bahkan gratis. Selain itu, jika ingin melakukan pengembalian barang (retur), kita tidak merasa diberatkan dengan biaya ongkir yang dibebankan pada pembeli.

Seperti cerita saya di atas sebelumnya, lebih baik tanyakan kepada pembeli apakah barang tersedia sebelum membayar. Walaupun biasanya di kolom deskripsi telah dicantumkan stok barang, tetapi terkadang pembeli jarang melakukan pembaharuan stok. Gunakan fitur chat atau Tanya Pembeli pada aplikasi marketplace. Dan jangan pernah mau melakukan transaksi diluar aplikasi.

Loh, gak salah? Bukannya pada Harbolnas banyak promo? Iya benar, tetapi saat Harbolnas, biasanya aktivitas pembelian meningkat drastis. Sehingga rawan terjadi keterlambatan pengemasan/pengiriman barang. Jika benar-benar sedang membutuhkan barang, lebih baik lakukan transaksi diluar waktu Harbolnas. Manfaatkan fitur promo yang biasanya diberikan kepada member dengan golongan Silver, Gold, dan Platinum. Atau jika diperlukan, pilihlah opsi COD.


0 komentar