10 Hari Merawat Keberagaman di Lombok Tengah

relawan di lombok tengah
Foto Relawan di Lombok Tengah (Dokumentasi Pribadi)

“Terima kasih teman-teman, berkat kalian, di Desa Lantan sudah ada pelatihan pembuatan gula semut dan wisata air terjun menjadi semakin baik”. Begitu isi pesan via WhatsApp yang dikirimkan salah satu tokoh pegiat wisata Desa Lantan.

Pak Tafaul, seorang pria paruh baya yang tidak kehilangan semangat membangun desa. Beliau begitu getol berusaha memperkenalkan objek wisata Lombok yang tidak hanya tentang Gili Trawangan atau Gunung Rinjani. Tetapi adapula pilihan wisata lain seperti Air Terjun Babak Pelangi di Desa Lantan, Lombok Tengah.

Pemasangan Papan Nama Air Terjun Babak Pelangi
Foto Pemasangan Papan Nama Air Terjun Babak Pelangi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Karena pesan itu, seketika saya mencoba untuk membongkar memori di kepala. Berusaha mengingat-ingat setiap sisi kejadian yang pernah terjadi, pada akhir bulan Januari tahun 2019 silam. Saat itu, saya memaksakan diri untuk terlibat dalam kegiatan kerelawanan. Walaupun sedang bergulat dengan tugas akhir, saya ingin mencoba kabur sejenak berbuat baik untuk sesama.


I Ketut Suarthaputra Pratama, Aktor Penghubung Tali Keberagaman

I Ketut Suarthaputra Pratama dan YODE Institute
Foto I Ketut Suarthaputra Pratama dan YODE Institute (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Keberhasilan kegiatan kerelawanan ini tidak terlepas dari peran I Ketut Suarthaputra Pratama. Putra, sapaan akrabnya, ialah seorang mahasiswa Pendidikan Dokter, Universitas Mataram. Walaupun usianya sedikit lebih muda daripada saya. Namun semangat untuk selalu berbuat baiknya jauh lebih besar.

Bersama rekan sejawatnya, ia membangun sebuah organisasi yang berfokus kepada kegiatan sosial, yaitu YODE Institute. Organisasi tersebut bersama Tim Bantuan Medis Bumi Gora (TBM-BG) turut serta dalam aksi membangkitkan kembali kehidupan di Lombok, pasca gempa pada tahun 2018. Dan juga menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan pemuda dari seluruh Indonesia, yaitu National Social Field Project (NSFP).


National Social Field Project (NSFP), Bukan Hanya Sebatas Proyek

Membangun Tiang Bendera
Foto Membangun Tiang Bendera (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

NSFP tidak hanya mewadahi para pemuda untuk mengimplementasikan rencana kegiatan. Tetapi dari sana saya belajar banyak hal semenjak mulai melangkahkan kaki di tanah Lombok. Bersama 15 orang lainnya dari penjuru negeri, kami memulai cerita hidup bersama. Ada orang Lampung, ada orang Riau, ada orang Yogyakarta, ada orang Bima, dan masih banyak lainnya.


Naik Kapal Laut Bersama
Foto Naik Kapal Laut Bersama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kami yang berasal dari Pulau Jawa, berembuk dan memutuskan untuk sehari semalam terombang-ambing menumpang kapal laut agar bisa sampai ke Lombok. Kami tidak saling mengenal sebelumnya, tetapi hati kami saling terpaut untuk semakin mengakrabkan diri.


Renovasi Perpustakaan dan Bersama Murid SDN Pemasir
Foto Renovasi Perpustakaan dan Bersama Murid SDN Pemasir (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

NSFP membagi kami menjadi beberapa divisi yang terdiri dari Divisi Kesehatan, Divisi Pendidikan, Divisi Ekonomi Kreatif, dan Divisi Sosial Lingkungan. Di Desa Lantan, kami melakukan banyak kegiatan seperti pemasangan papan nama Air Terjun Babak Pelangi, membangun tiang bendera, menanam pohon, renovasi perpustakaan SDN Pemasir, pelatihan pembuatan gula semut, dan lain-lain.


Pulau Seribu Masijd Bagi Seluruh Agama

Mengunjungi Masjid Hubbul Wathan Islamic Center
Foto Mengunjungi Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Walaupun dikenal dengan julukan Pulau Seribu Masjid, Lombok menjadi daerah yang ramah dengan berbagai perbedaan termasuk pula agama dan etnis. Di Lombok, kami disatukan dari berbagai agama, mulai dari Islam, Kristen, dan juga Hindu. Kami saling support dan menghargai serta terbuka akan budaya baru.

“Maaf ya kak, ada macet di depan”, ucap Putra saat kami harus melewati rombongan arak-arakan pengantin yang disebut nyongkolan. Iya, di Lombok saya mengenal banyak tradisi unik seperti merari’ (kawin culik), lulur lantai dengan kotoran sapi, dan masih banyak lainnya. Bahkan lidah saya juga harus beradaptasi dengan masakan khas Lombok yang sangat pedas.


Simpulan Kebersamaan dalam Perbedaan

Diskusi NSFP
Foto Diskusi NSFP (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari kegiatan kerelawanan ini, tidak hanya bertujuan membangun sebuah negeri. Namun banyak pesan tersembunyi yang begitu erat mengikuti. Saya banyak belajar bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman adat dan tradisi. Kami saling mengenal satu sama lain dan toleransi.


Memakai Gelang Lombok Bersama, Simbol Persahabatan
Foto Memakai Gelang Lombok Bersama, Simbol Persahabatan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tidak selamanya kami selalu akur bersama, beberapa kali kami terlibat cekcok karena perbedaan pendapat. Tetapi hal itu menjadi pelengkap bahwa hidup indah jika banyak perbedaan. Sebab setiap individu berhak menyampaikan ide dan kritik terhadap sesuatu.

Ini cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan/sebarkan pesan baik untuk MERAWAT kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba “Indonesia Baik” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.

0 komentar